Kamis, 19 Februari 2009
Anak Jalanan
Last Child
Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang mungkin luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yang kuharap tiada pernah terjadi
Ku ingat saat ayah pergi
Dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku hidup di jalanan
Disaatku belum mengerti arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah yang dulu pernah aku miliki
Wajar bila saat ini ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku tenggak
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan kulakukan ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar dari sisa mabuk semalam,
Perihnya luka ini semakin dalam kurasakan
Disaatku telah mengerti betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah aku dapatkan
Sejak aku hidup di jalanan
Selasa, 10 Februari 2009
Menjadi Pelajar Sukses
MENJADI PELAJAR SUKSES
MENJADI PELAJAR SUKSES
Keyakinan diri tak hanya diperlukan oleh orang dewasa, begitu juga anak-anak. Orangtua bisa membantu anak dalam mengembangkan keyakinan dirinya ini
Self confidence is not only for adult but also for children. Parents can help their children to improve children’s confidence.
Soal keyakinan diri ini dinyatakan Adam Khoo (31), penulis buku I Am Gifted, So Are You! yang selama sekitar lima tahun terakhir memberikan pelatihan motivasi kepada sekitar 20.000 orang. Menurut dia, pembangkit motivasi yang paling dasar adalah keyakinan pada diri sendiri.
Hal itu tak hanya dibutuhkan orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Masalah pada anak-anak terutama, sering kali orang-orang di luar si anak, seperti orangtua dan guru, justru memberikan label negatif kepada mereka.
Kata-kata seperti “malas”, “tidak bisa”, “lemah dalam matematika” dan sebagainya, membuat sugesti negatif bagi anak tersebut. Padahal anak-anak masih memerlukan proses dalam mengembangkan keyakinan dirinya.
Anak-anak, terutama yang sudah bersekolah, umumnya menghadapi berbagai masalah serupa. Mulai dari mudah beralih perhatian, hanya mampu berkonsentrasi dalam rentang waktu singkat, cenderung ceroboh, menganggap guru-guru membosankan, sampai mudah menyerah, dan tidak tertarik pada pelajaran.
Deretan keadaan tersebut masih ditambah lagi dengan kecanduan permainan komputer, televisi, internet, dan perilaku orangtua yang mereka rasakan terlalu menekan.
“Ibu saya pernah bilang, saya mengikuti dia karena memang gennya lemah dalam matematika. Perkataannya itu membuat saya jadi percaya kalau saya memang lemah berhitung,” kata Adam mencontohkan dirinya.
Padahal rasa percaya diri itulah yang harusnya dibangun pertama kali sebagai modal dasar. Untuk itu, setiap orang harus membuat daftar yang isinya semacam pengetahuan tentang keterbatasannya.
Pengetahuan itu bisa diperoleh dari komentar teman, perasaan diri sendiri, pengalaman sebelumnya, dan komentar orangtua atau guru. Setelah itu, selidikilah segala sesuatu yang dipercaya sebagai keterbatasan diri Anda tersebut. Selanjutnya, bantahlah daftar itu!
Proses tersebut membuat kita berbicara dengan diri sendiri. Contohnya, Anda percaya kalau Anda sangat pelupa. Namun anehnya, meski pelupa tetapi Anda bisa mengingat lirik lagu dengan mudah. Nama-nama artis dan film-filmnya juga bisa Anda hafalkan di luar kepala.
Kalau begitu, dari mana datangnya pemikiran bahwa Anda adalah seorang pelupa? Mungkin karena Anda selalu lupa apa yang sudah Anda pelajari pada waktu ujian. Ini bisa terjadi bukan karena Anda pelupa, tetapi sebab teknik menghafal Anda yang tidak cocok, atau topiknya tidak menarik.
Untuk menumbuhkan rasa keyakinan diri, langkah berikutnya adalah tuliskan hal-hal yang akan terjadi kalau kepercayaan yang membatasi ini tetap Anda pegang teguh. Bertanyalah pada diri sendiri, apa saya tidak pernah mendapat nilai baik dalam ujian? Apa saya jadi tidak bisa mendapat universitas yang bagus? Pekerjaan yang baik? Gaji tinggi dan kehidupan yang nyaman?
Hal terakhir adalah mencari pemikiran baru yang bisa melawan kepercayaan lama. Kepercayaan lama yang amat membatasi tersebut. Selain itu, sertakan juga bukti-bukti pendukungnya. Misalnya, saya berpikir kalau saya orang yang bermotivasi. Buktinya, saat akan ikut pertandingan bola basket, saya bisa berlatih selama empat jam sepulang sekolah. Padahal saya telah lelah belajar.
Metode tersebut hanyalah cara awal untuk membangkitkan motivasi, dan melawan pikiran-pikiran negatif yang selama ini membatasi seorang siswa.
Kemudi atas hidupnya
- Ada lima hal yang dipercaya pelajar-pelajar yang sukses. Pertama, mereka bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam hidupnya.
Misalnya, kalau nilai Anda jelek, itu bukan karena guru, tetapi diri Anda sendiri. Pemikiran ini membuat setiap siswa secara sadar mengambil kemudi atas hidupnya sendiri.
Kedua, tidak ada yang namanya kegagalan. Di dunia ini yang ada hanyalah masukan. Setiap orang pasti pernah menjumpai kegagalan. Hanya saja, orang-orang yang sukses selalu menggunakan kegagalan itu sebagai umpan balik atas apa yang sedang dilakukan.
Ketiga, berpikir bahwa kalau orang lain bisa, Anda juga pasti bisa. Alasannya, ukuran otak semua orang sama besarnya. Mereka berhasil, hanya karena mereka bisa menggunakan otaknya dengan strategi yang benar.
Keempat, anggaplah belajar itu sebagai bermain. Anak-anak yang berhasil di sekolah menyukai belajar sama seperti mereka senang bermain. Ini menjadi salah satu kunci keberhasilan. Anda harus mencintai apa yang Anda lakukan, kalau Anda ingin berhasil.
Kelima, janganlah Anda terpaku pada sesuatu hal, sebab banyak hal yang selalu berubah. Oleh karena itu, jangan kaku untuk menerapkan satu strategi tanpa mau berubah sama sekali. Mereka yang tidak bisa beradaptasi pada hal-hal yang baru, akan tertinggal.
Setelah seorang anak bisa mendapati konsep positif yang dibangun dalam dirinya, selanjutnya adalah menguasai beberapa hal teknis dalam belajar. Setiap orang memiliki metode belajar masing-masing. Akan tetapi, ada beberapa kunci yang harus dipegang seperti kemampuan membaca cepat, kemampuan mengingat, dan memetakan pikiran.
“Masing-masing memiliki metode untuk dipelajari,” kata Adam.
Setiap anak pada akhirnya harus bisa menemukan dirinya untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan. Pertama, tujuan harus jelas. Misalnya, ulangan Matematika saya harus bernilai 10. Saat itu, otak dengan sendirinya punya kesadaran, tak ada satu kesalahan pun yang bisa ditoleransi.
Setelah itu, buatlah jadwal dan laksanakan dengan konsisten. Dengan teknis belajar yang tepat seperti cara belajar cepat dan menghafal efektif, setiap anak selanjutnya siap untuk mengaplikasikan pada berbagai tipe pertanyaan.
Setelah menguji diri sendiri, yakinlah bahwa Anda siap menghadapi ujian sesulit apa pun.
Cara Membaca Efektif
Kemampuan membaca efektif membuat seseorang bisa menghemat waktu belajar. Konon, dari seluruh teks, hanya 20 persen yang benar-benar mengandung informasi yang diperlukan. Sekarang, bagaimana caranya menyaring seluruh teks menjadi 20 persen itu.
Caranya:
1. Kenalilah berapa kecepatan membaca Anda. Untuk membaca dalam bahasa Inggris, 240-360 kata per menit adalah angka rata-rata. Usahakan kecepatan membaca hingga 600-840 kata per menit.
2. Jangan teruskan kebiasaan membaca yang memperlambat seperti bibir yang bergerak, dan suara di kepala yang mengulang apa yang Anda baca. Selain itu, jangan mengulang-ulang membaca kata atau kalimat yang sama karena kurang percaya diri. Ketidakmengertian karena kosa kata yang kurang harus diatasi lebih dahulu. Jangan pula membaca kata per kata, tetapi tangkap informasi secara umum saja.
3. Latihlah mata Anda, sehingga dalam satu penglihatan bisa langsung menyapu enam sampai sepuluh kata.
4. Berlatih dengan menggunakan musik bertempo tinggi. Otomatis, Anda akan membaca secepat tempo musik yang didengar.
5. Coba juga untuk membaca sebuah bab dari belakang ke depan. Alasannya, bagian belakang biasanya berisi kesimpulan. Mengerti kesimpulan akan membantu Anda menangkap hal-hal berarti, ketika Anda membaca seluruh bab.
6. Terus berlatih dan berusaha mencapai kecepatan yang lebih tinggi.